
Pengertian, Jenis & Prosedur Penyimpanan Arsip
Arsip adalah setiap catatan (record atau warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan, dalam bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi dan informasi, yang terekam komunikasi dan informasi, yang terekam pada kertas (kartu, formulir), kertas film (slide, film-strip, mikro film), komputer (pita tape, piringan, rekaman, disket), kertas photocopy dan lain-lain.
Sesuai dengan perkembangan kemajuan peralatan data dan informasi yang sudah sampai kepada era komputerisasi, maka arsip masa kini dapat terekam pada kartas, kertas film (celluloid), dan media komputer (disket, pita magnetik dan sebagainya). Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1971, pengertian arsip adalah (Depkes, 1971: 43)
- Naskah-naskah yang di buat dan diterima oleh Lembaga-lembaga dan Badan-badan Pemerintah dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pemerintah.
- Naskah-naskah yang dibuat dan diterima olah Badan-badan Swasta atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
Jenis-jenis Arsip
Ditinjau dari sudut hukum dan perundang-undangan, terdapat dua jenis arsip, yaitu (Depkes, 1971:43)
- Arsip otentik. Arsip otentik adalah arsip yang diatasnya terdapat tanda tangan asli dengan tinta (bukan fotokopi atau film) sebagai tanda keabsahan dari isi arsip bersangkutan, arsip otentik dapat dipergunakan sebagai bukti hukum yang sah.
- Arsip tidak otentik. Arsip tidak otentik adalah arsip yang diatasnya tidak terdapat tanda tangan asli dengan tinta. Arsip ini dapat berupa fotokopi, film, mikrofilm, keluaran (output atau print-out) komputer, dan media komputer seperti disket dan sebagainya.
Sistem Penyimpanan Arsip
Sistem penyimpanan adalah sistem yang dipergunakan pada penyimpanan warkat agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bilamana warkat tersebut sewaktu-waktu diperlukan.
Sistem penyimpanan pada prinsipnya adalah penyimpanan berdasarkan kata-tangkap (caption) dari warkat yang disimpan baik berupa huruf maupun angka yang disusun menurut urutan tertentu. Pada dasarnya ada dua jenis urutan, yaitu urutan abjad dan urutan angka. Sistem penyimpanan yang berdasarkan urutan abjad adalah sistem mana (sering disebut sistem abjad), sistem geografis, dan sistem subjek. Sedangkan yang berdasarkan urutan angka adalah sistem numerik, sistem kronologis dan sistem subjek numerik.
Pada umumnya sistem penyimpanan yang dapat dipakai sebagai sistem penyimpanan yang standar adalah sistem abjad, sistem numerik sistem geografis dan sistem subjek (Amsyah, 2008: 71).
Prosedur Penyimpanan Arsip
Prosedur penyimpanan adalah langka-langka pekerjaan yang dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu warkat. Ada dua macam penyimpanan yaitu penyimpanan warkat yang belum selesai proses (File pending) dan penyimpanan warkat yang sudah di proses (FileTetap).
- Penyimpanan sementara (File pending)
File pending atau file tindak lanjut (follow-up file) adalah file yang digunakan untuk penyimpanan sementara sebelum suatu warkat selesai diproses. File ini terdiri dari map-map yang diberi label tanggal yang berlaku untuk tiga bulan. Setiap bulan terdiri dari 31 map tanggal, yang meliputi 31 map bulan-bulan yang sedang berjalan, 31 map bulan berikutnya, dan 31 map bulan berikutnya lagi. Pergantian bulan ditunjukkan dengan pergantian penunjuk (guide) bulan yang jumlahnya 12. Warkat yang dipending sampai waktu tertentu misalnya dapat dimasukkan dalam map di bawah bulan dan tanggal yang dikehendaki. Sesudah selesai diproses barulah warkat yang dipending itu disimpan pada file penyimpanan. File pending biasanya ditempatkan pada salah satu laci dari lemari arsip (filing cabinet) yang dipergunakan.
- Penyimpanan Tetap (File Permanen)
Umumnya kantor-kantor kurang memperhatikan prosedur atau langkah-langkah penyimpanan warkat. Memang pengalaman menunjukan bahwa banyak dokumen atau warkat yang hilang pada prosedur permulaan, sedang kalau sudah sampai ke penyimpanan, kecepatan penemuan dokumen memegang peranan. Dan kecepatan ini banyak tergantung kepada sistem yang dipergunakan, peralatan dan petugas filing.
- Pemeriksaan Arsip
Langkah ini adalah langkah persiapan menyimpan arsip dengan cara memeriksa setiap lembar arsip untuk memperoleh kepastian bahwa arsip-arsip tersebut sudah siap untuk disimpan maka surat tersebut harus dimintakan dahulu kejelasannya kepada yang berhak dan kalau terjadi bahwa surat yang belum ditandai sudah disimpan, maka pada kasus ini dapat disebut bahwa arsip tersebut dinyatakan hilang.
- Mengindeks Arsip
Mengindeks adalah pekerjaan yang menentukan pada nama atau subjek apa, atau kata tangkap lainnya surat akan disimpan, pada sistem abjad kata tangkapnya adalah nama pengirim yaitu nama badan pada kepala surat untuk jenis surat masuk dan nama individu untuk jenis surat keluar dengan demikian surat masuk dan surat keluar akan tersimpan pada satu map dengan kata tangkap yang sama.
- Memberi tanda
Langkah ini lazim juga disebut pengkodean, dilakukan secara sederhana yaitu dengan memberi tanda garis atau lingkaran dengan warna yang mencolok pada kata lengkap yang sudah ditentukan pada langkah pekerjaan mengindeks, dengan adanya tanda ini maka surat akan disortir dan disimpan, di samping itu bila suatu saat nanti surat ini dipinjam atau keluar file, petugas akan mudah menyimpan akan kembali surat tersebut berdasarkan tanda (kode) penyimpanan yang sudah ada.
- Menyortir Arsip
Menyortir adalah mengelompokkan warkat-warkat untuk persiapan kelangkah terakhir yaitu penyimpanan. Langkah ini diadakan khusus untuk jumlah volume warkat yang banyak, sehingga untuk memudahkan penyimpanan perlu dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan pengelompokkan sistem penyimpanan yang dipergunakan. Tanpa pengelompokan petugas niscaya akan selalu bolak-balik dari laci ke laci pada waktu penyimpanan dokumen, di samping berkali-kali membuka dan menutup laci yang sangat menyita energi dan tidak sistematis apalagi dikerjakan dengan berdiri yang sangat melelahkan. Untuk sistem abjad, pengelompokan di dalam sortir dilakukan menurut abjad, untuk sistem numerik dikelompokan menurut kelompok angka, untuk sistem geografis dikelompokkan menurut nama tempat, dan untuk sistem subjek surat-surat dikelompokan menurut kelompok subjek atau masalah.
- Menyimpan Arsip
Langkah terakhir adalah penyimpanan, yaitu menempatkan dokumen atau arsip sesuai dengan sistem penyimpanan dan peralatan yang dipergunakan, sistem penyimpanan akan menjadi efektif dan efisien bilamana didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang memadai dan sesuai ke empat sistem tersebut di atas akan sangat sesuai bilamana mempergunakan lemari arsip, sedangkan bila menggunakan order map surat tersebut harus dilubangi terlebih dahulu dengan mempergunakan perforator, dan jika akan menyimpan atau mengambil surat tersebut diikuti melalui lubang-lubang perforatornya. Untuk memudahkan penemuan kembali surat masuk yang diterima dan surat balasan dalam bentuk arsip dan surat keluar maka menggunakan penyimpanan modern, surat masuk dan surat keluar dari dan untuk satu koresponen disimpan jadi satu dalam map yang sama dan letaknya berdampingan (Amsyah, 2003: 63).
Daftar Pustaka
- Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen Kearsipan Modern. Jakarta: Gramedia.
- Amsyah, Z. 2008. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia.
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1971. Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan.
Baca Artikel Manajemen Lainnya :
- Pengertian, Fungsi dan Strategi Manajemen Keuangan
- Pengertian, Manfaat, Metode dan Penyusunan Network Planning
- Manajemen Proyek
- Manajemen Waktu
- Pengertian dan Jenis-jenis Industri
- Manajemen Produksi dan Operasi
- Tugas, Etika dan Syarat Customer Service
- Financial Distress (Kesulitan Keuangan)
- Overall Equipment Effectiveness (OEE)
- Pengertian, Jenis dan Tujuan Alih Daya (Outsourcing)
- Pengertian, Jenis dan Manajemen Bencana
- Pengertian, Aspek, Faktor dan Bentuk Pengembangan Karir
- Pengambilan Keputusan (Decision Making)
- Pengertian, Indikator dan Pengukuran Kualitas Audit
- Pengertian, Pengukuran dan Pengendalian Iklim Kerja
- Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis Persediaan (Inventory)
- Pengertian, Karakteristik dan Perspektif Balanced Scorecard
- Pengertian, Jenis, Penyebab dan Perhitungan Turnover Karyawan
- Pengertian, Jenis dan Penyebab Konflik Peran
- Pengertian, Dimensi, Faktor dan Pengukuran Iklim Organisasi
- Pengertian, Dimensi, Aspek dan Karakteristik Keterlibatan Kerja
- Pengertian, Dimensi dan Pengukuran Beban Kerja
- Keterikatan Karyawan (Employee Engagement)
- Keseimbangan Kehidupan Kerja (Work-life Balance)
- Komponen, Manfaat dan Pengembangan Kualitas Kehidupan Kerja
- Dimensi, Motif dan Manfaat Organizational Citizenship Behavior (OCB)
- Pengertian, Karakteristik dan Indikator Servant Leadership
- Pengertian, Tujuan dan Prinsip Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
- Pengertian, Jenis, Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja
- Pengertian, Tujuan dan Dimensi Customer Relationship Management (CRM)
- Pengertian, Manfaat dan Elemen Word of Mouth (WOM)
- Pengertian, Jenis dan Sistem Pelayanan Restoran
- Sifat, Langkah-langkah dan Proses Peramalan (Forecasting)
- Pengertian, Fungsi dan Jenis-Jenis Peramalan (Forecasting)
- Pengertian, Karakteristik, Metode dan Manfaat Total Quality Manajemen (TQM)
- Manfaat, Prinsip dan Tahapan Manajemen Risiko
- Dimensi, Faktor dan Membangun Komitmen Organisasi
- Pengertian, Komponen dan Pengukuran Intellectual Capital
- Karakteristik, Strategi dan Fungsi Experiential Marketing
- Kepemimpinan Transformasional
- Supply Chain Management (SCM)
- Ekuitas merek (Brand Equity)
- Pengertian dan Jenis-jenis Aktiva
- Pengertian, Tanda dan Faktor Penyebab Kebangkrutan
- Pengertian, Bentuk dan Tahapan Kebijakan Publik
- Merger dan Akuisisi
- Pengertian, Tujuan, Unsur dan Jenis-jenis Branding
- Pengertian, Fungsi dan Cara Penyusunan Budget
- Pengertian, Tujuan dan Proses Manajemen Strategi
- Pengertian, Tujuan dan Bauran Promosi
- Pengertian, Prinsip dan Manfaat Etika Bisnis
- Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
- Pengertian, Penyebab dan Akibat Stres Kerja
- Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Manfaat SOP
- Pengertian, Pembentukan dan Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas
- Pengertian, Ciri-ciri dan Menumbuhkan Etos Kerja
- Pengertian, Peranan dan Tujuan Penetapan Harga
- Pengertian, Pengukuran dan Penilaian Kinerja Keuangan
- Pengertian, Jenis dan Cara Membentuk Mindset